Senin, 26 Agustus 2013

فصل قال شيخ الإسلام

 
باب الغربة

مدارج السالكين بين منازل إياك نعبد وإياك نستعين – (3 / -200199)

 فإذا أراد المؤمن الذي قد رزقه الله بصيرة في دينه وفقها في سنة رسوله وفهما في كتابه وأراه ما الناس فيه من الأهواء والبدع والضلالات وتنكبهم عن الصراط المستقيم الذي كان عليه رسول الله وأصحابه فإذا أراد أن يسلك هذا الصراط فليوطن نفسه على قدح الجهال وأهل البدع فيه وطعنهم عليه وإزرائهم به وتنفير الناس عنه وتحذيرهم منه كما كان سلفهم من الكفار يفعلون مع متبوعه وإمامه فأما إن دعاهم إلى ذلك وقدح فيما هم عليه فهنالك تقوم قيامتهم ويبغون له الغوائل وينصبون له الحبائل ويجلبون عليه بخيل كبيرهم ورجله

 فهو غريب في دينه لفساد أديانهم غريب في تمسكه بالسنة لتمسكهم بالبدع غريب في اعتقاده لفساد عقائدهم غريب في صلاته لسوء صلاتهم

غريب في طريقه لضلال وفساد طرقهم غريب في نسبته لمخالفة نسبهم غريب في معاشرته لهم لأنه يعاشرهم على ما لا تهوى أنفسهم

 وبالجملة فهو غريب في أمور دنياه وآخرته لا يجد من العامة مساعدا ولا معينا فهو عالم بين جهال صاحب سنة بين أهل بدع داع إلى الله ورسوله بين دعاة إلى الأهواء والبدع آمر بالمعروف ناه عن المنكر بين قوم المعروف لديهم منكر والمنكر معروف

Ibnu Qayyim Al Jauziyah
APABILA seorang mukmin menghendaki supaya Allah Subhanahu wata’ala menganugerahinya bashiroh (ilmu yang mendalam) di dalam agama, pengetahuan akan sunnah Rasul-Nya Shallallahu’alaihi wasallam dan pemahaman akan kitab-Nya dan diperlihatkan apa yang manusia ada pada hawa nafsu, bid’ah, kesesatan dan jauhnya manusia dari shirothol mustaqim yang jadi jalannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan para sahabatnya. Apabila ia menghendaki untuk menempuh jalan ini, maka hendaklah ia persiapkan dirinya untuk dicemooh oleh orang-orang bodoh dan ahlul bid’ah, dicela, dihina dan ditahdzir oleh mereka. Sebagaimana pendahulu mereka dari orang-orang kafir melakukannya terhadap panutan dan imam kita Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
Adapun apabila ia menyeru kepada hal itu (shirathal mustaqiem) dan mencemooh apa-apa yang ada pada mereka, maka mereka akan murka dan membuat makar kepadanya.
Sehingga dirinya menjadi orang yang :
Asing di dalam agamanya, dikarenakan rusaknya agama mereka.Asing di dalam berpegangteguhnya ia kepada sunnah, dikarenakan berpegangnya mereka dengan kebid’ahan.Asing di dalam aqidahnya, dikarenakan rusaknya aqidah merekaAsing di dalam sholatnya dikarenakan rusaknya sholat merekaAsing di dalam manhajnya dikarenakan sesat dan rusaknya manhaj merekaAsing di dalam penisbatannya dikarenakan berbedanya penisbatan mereka dengannyaAsing di dalam pergaulannya terhadap mereka dikarenakan ia mempergauli mereka di atas apa yang tidak disenangi hawa nafsu mereka
Kesimpulannya: ia adalah orang yang asing di dalam urusan dunia dan akhiratnya, yang masyarakat tidak ada yang mau menolong dan membantunya.
Karena dirinya adalah :
Seorang yang berilmu di tengah-tengah orang yang bodohPenganut sunnah di tengah-tengah pelaku bid’ahPenyeru kepada Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya Shallallahu’alaihi wasallam di tengah-tengah penyeru hawa nafsu dan bid’ahPenyeru kepada yang ma’ruf dan pencegah dari yang munkar di tengah-tengah kaum yang menganggap suatu hal yang ma’ruf sebagai kemunkaran dan suatu hal yang munkar sebagai ma’ruf.
Madarijus Salikin (III/200)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar