Rabu, 11 Mei 2011

KUMPULAN ARTIKEL TENTANG NII

14 ormas Islam prihatin adanya tindakan kriminal oleh Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah (NII KW) 9. Tindakan NII KW 9 itu meresahkan dan dinilai dipelihara pihak tertentu.
"Sangat prihatin dengan berbagai perbuatan kriminal yang dilakukan oleh oknum NII. Kami sangat bersimpati terhadap masyarakat yang menjadi korban tindakan kriminal NII, baik yang berupa kerugian harta benda maupun yang kehilangan anak-anak dan anggota keluarga," jelas Sekretaris Umum PP Persatuan Islam (Persis) Irfan Safrudin.
Hal itu disampaikan Irfan dalam pernyataan bersama dengan 14 Ormas lain di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (30/4/2011). Selain Persis, ada PP Muhammadiyah, Dewan Dakwah, PP Syarikat Islam, PB Pelajar Islam Indonesia, KAHMI dan sebagainya.
Tindakan kriminal NII KW 9, imbuh Irfan, jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan sikap amanah, jujur, tanggung jawab mematuhi hukum yang berlaku dan menghormati orang tua sebagai akhlakul karimah. Gerakan ini juga dinilai dipelihara pihak tertentu dengan sistematis untuk mendukung tujuan-tujuan tertentu.
"Meningkatnya gerakan NII tidak terlepas dari usaha politik pihak tertentu yang secara sistematis memelihara dan mendukung eksistensinya demi kepentingan politik kekuasaan. Politisasi gerakan NII telah mendiskreditkan dan merusak citra politik umat Islam sebagai bagian yang terbesar dari bangsa Indonesia," jelas Irfan.
Gerakan NII juga telah menimbulkan keresahan di masyarakat khususnya orang tua, dan potensial memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu pemerintah didesak menindak penggerak NII KW 9 ini.
"Karena itu kami mendesak kepada pemerintah untuk menangani gerakan NII secara tegas dan bersungguh-sungguh sesuai dengan hukum yang berlaku terhadap pelaku dan penggerak serta segala institusi dan figur yang diduga keras mendukung gerakan NII dan mengingatkan pemerintah tanpa melupakan isu-isu penting kebangsaan. Seperti pemberantasan korupsi, penegakan hukum, pengentasan kemiskinan dan sebagainya," tegas Irfan.
Dalam rangka menanggulangi bahaya laten gerakan NII, ormas-ormas Islam siap bekerja sama dengan pemerintah dan aparat demi keamanan. Umat Islam juga diimbau agar meningkatkan pemahaman Islamnya.
"Kami mengimbau kepada umat Islam agar lebih meningkatkan pemahaman Islam yang komprehensif dan pengamalannya melalui usaha-usaha yang serius dan benar dalam memajukan pendidikan dan dakwah Islam," jelasnya. (dtk)
http://persis.or.id/index.php?mod=content&cmd=news&berita_id=1342


Ormas Islam Waspadai Politisasi Kasus NII







Sabtu, 30 April 2011
Hidayatullah.com -- Tindakan kriminal NII KW 9 bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan sikap amanah, jujur, tanggung jawab mematuhi hukum yang berlaku dan menghormati orang tua sebagai akhlakul karimah.

Pernyataan itu disampaikan ormas ormas Islam yang berkumpul di di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (30/4) kemarin.
Di antaranya hadir pimpinan ormas dari PP Muhammadiyah, Persis, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), PP Syarikat Islam, PB Pelajar Islam Indonesia, KAHMI dan lain lain.

Ormas Islam berkesimpulan bahwa gerakan NII yang berfaksi faksi ini dinilai dipelihara pihak tertentu dengan sistematis untuk mendukung tujuan kelompok tertentu.

"Kami prihatin dengan berbagai perbuatan kriminal yang dilakukan oleh oknum NII," kata Sekretaris Umum PP Persatuan Islam (Persis), Irfan Safrudin yang membacakan surat pernyataannya kemarin.

Pihaknya menilai, meningkatnya gerakan NII tidak terlepas dari usaha politik pihak tertentu yang secara sistematis memelihara dan mendukung eksistensinya demi kepentingan politik kekuasaan.
Politisasi gerakan NII telah mendiskreditkan dan merusak citra politik umat Islam sebagai bagian yang terbesar dari bangsa Indonesia.

Gerakan NII juga telah menimbulkan keresahan di masyarakat khususnya orang tua, dan potensial memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu pemerintah didesak menindak penggerak NII KW 9 ini.
Bau Rekayasa
Sementara itu, dikutip Vivanews, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin tidak mengetahui ada atau tidak kaitannya antara Pondok Pesantren Al Zaitun di Indramayu, Jawa Barat, dengan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW9). Tapi, ada sejarah tersendiri antara Al Zaitun dengan NII KW9.

"Kami tidak mengetahui secara jelas bahwa ketua pondok pesantren al Zaitun adalah presiden NII KW9. Tapi pendiri beberapa pendiri pesantren itu adalah anggota NII KW9," kata Din Syamsuddin dalam keterangan pers di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 29 April 2011.
Dalam acara itu Din melihat adanya pembiaran dan pemeliharan terhadap kasus gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Pembiaran itu menjadi komoditas politik oleh rezim yang berkuasa.
"Pembiaran sebagian besar dilakukan seperti isu Islam radikal, DI/TII, NII, Komando Jihad pernah menjadi komoditas politik oleh rezim yang berkuasa untuk mendiskreditkan umat Islam," katanya.
Din juga mengatakan, isu NII sudah terdengar sejak 20 tahun sehingga dirinya merasa heran mengapa kini gerakan tersebut ramai kembali diperbincangkan.
Dalam pertemuan dengan ormas Islam terkait kasus NII di Gedung Dakwah Muhammadiyah, ini juga terungkap ada indikasi pejabat pusat yang terlibat NII.
"Saya tidak akan menyebutkan orang per orang. Tapi, ada fakta kuat pejabat tersebut menunjukkan simpati terhadap NII," Ketua PP Muhammadiyah dikutip Media Indonesia.*
http://www.hidayatullah.com/read/16710/30/04/2011/ormas-islam-waspadai-politisasi-kasus-nii-.html


Munarman SH Soal Pembubaran Ormas Islam: Saya Tahu Persis Siapa yang Menyuarakan Ini
April 29, 2008 pukul 8:08 am | Ditulis dalam politik | 2 Komentar
Eramuslim Rabu, 21 Jun 06 14:39 WIB
Aktivis HAM dan Advokat, yang juga mantan Ketua Umum YLBHI Munarman SH menyatakan, pemberangusan terhadap ormas Islam merupakan bentuk kongkrit dan sisi lain peperangan yang dilancarkan AS dan sekutunya untuk mempertahankan dominasi kekuasaan pada sistem yang berlaku di tanah air.
Menurutnya, saat ini ada dua level yang menjadi target AS dalam perangnya melawan terorisme; pertama, terhadap terorisme itu sendiri dan kedua secara politis terhadap ormas-ormas Islam.
Ia juga mensinyalir ada kelompok tertentu yang memang dilatih untuk ‘menyerang’ ormas-ormas Islam. Berikut petikan wawancara dengan Munarman SH usai acara Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan bertema ‘FBR, FPI vs LSM Komparador’ di Jakarta, Senin (19/6).
Sepengetahuan anda, sebenarnya ormas apa yang saat ini dinilai pihak asing berbahaya?
Menurut saya sebenarnya isu pembubaran ormas itu ditujukan kepada FPI, MMI dan HTI, karena itu saya mengingatkan sebagai negara yang menjunjung prinsip-prinsip demokrasi, tidak dibenarkan untuk membubarkan organisasi atas masukan beberapa kelompok yang mempunyai kepentingan. Pemerintah seharusnya dapat mengklarifikasi terlebih dahulu apakah suatu kelompok layak dibubarkan atau tidak. GAM saja yang nyata-nyata telah melakukan perlawanan dapat diajak berunding untuk mewujudkan suatu perjanjian damai, apalagi ormas Islam seperti FPI yang hanya mengoreksi pekerjaan aparat penegak hukum yang tidak beres.
Apakah ini juga upaya dari LSM komparador yang mempunyai keinginan untuk membubarkan ormas-ormas Islam?
Saya tahu persis siapa yang menyuarakan ini kepada Menkopolhukam dan SBY, saya tahu persis orang-orangnya, tapi tidak usahlah disebut namanya, mereka adalah bekas teman-teman saya dulu, dari LSM Indonesia yang didanai oleh asing. Mereka melakukan ini karena memiliki kesamaan visi dan pandangan dengan ideologi yang digunakan oleh Barat, sehingga ada perasaan tidak nyaman jika melihat peradaban Islam mulai menunjukkan kemajuan. Mereka hanya berorientasi bahwa peradaban kapitalisme adalah satu-satunya yang harus dipertahankan. Karena itu mereka berjuang habis-habisan, untuk mebubarkan kelompok yang berusaha memperjuangkan syariat Islam sebagi pandangan hidup.
Bagaimana dengan latihan fisik yang anda sebut dilakukan di Mega Mendung, kapan itu waktunya?
Waktunya awal tahun ini sudah mereka lakukan, mereka sudah mempersiapkan dua angkatan, angkatan pertama berjumlah 60 orang, angkatan kedua 50 orang, jadi sudah lebih 100 orang. Terus terang kalau mereka pakai cara-cara main kayu, mereka akan berhadapan dengan saya (dengan nada tinggi), saya sudah mempersiapkan habib dan ustadz untuk melawan mereka. Kalau mereka pejuang demokrasi dan HAM, semestinya mereka dapat menghormati Islam dan umat Islam, jangan sampai mereka menganggap Islam akan memusnahkan mereka.
Sebenarnya, menurut anda, dalam hal ini sejauh mana keterlibatan organisasi seperti kelompok sekuler dan liberal?
Memang ada, karena saat ini kelompok yang ada sudah terbagi dalam tiga kelompok besar yaitu kelompok yang mengusung jargon kebhinnekaan, ada kelompok yang mengusung jargon Pancasila, dan ada juga yang mengusung jargon pluralisme. Ketiga ini sebenarnya yang selalu menyebarkan fitnah di mana-mana termasuk kepada pemerintah, untuk mempropaganda dan mencitrakan secara negatif untuk memecah belah umat Islam.
Ancaman apa yang akan dihadapi oleh bangsa indonesia ke depan jika kelompok yang mewakili suara asing ini tetap ada?
Saya kira jika pemerintah ikut larut dalam masalah ini bukan tidak mungkin Indonesia akan seperti Somalia, akan tumbuh milisi sipil sekuler dan milisi sipil Islam. Kalau itu terjadi pemerintah yang paling bertanggung jawab. Karena tidak mampu mencegah pembentukan pasukan yang ditopang oleh media besar di Indonesia. Tempat latihan mereka di Wisma Sirnagalih, saya melihat, saya tahu persis, dan sudah punya data valid tentang itu.
Apa yang harus dilakukan polisi dalam hal ini?
Menangkap, karena pelatihan itu seperti yang dilakukan oleh polisi, mereka harus diusut dan dimintai pertanggung jawaban secara hukum, karena pelatihan itu ilegal.
Sebenarnya peserta mereka dari mana saja?
Semua kelompok ada kelompok preman, bekas narapida dan kelompok yang mempunyai satu visi.
Target latihan mereka sebenarnya untuk apa?
Untuk menyerang ormas Islam. Seperti yang mereka uji cobakan, saat mendatangi markas Habib Riziq, tetapi mereka masih takut, karena perjuangannya bukan karena ideologis tapi kepentingan uang ada di balik itu.
Apakah rencana pemberangusan terhadap tiga ormas Islam tadi bisa menjalar ke ormas Islam lainnya?
Saat ini mereka sedang mempersiapkan di seluruh wilayah propinsi, itu agenda jangka panjang mereka, karena mereka menganggap kepentingan dan cara hidupnya akan terganggu dengan penegakan syariah Islam. Ini akan terus dilanjutkan apalagi dana sangat besar sampai 2 juta US dollar, berasal dari UNDP, USAID, lembaga Australia bahkan dari CGI. Demokrasi itu jargon, sebetulnya yang mereka inginkan memusuhi kelompok Islam.
Sejauh mana sih kemungkinan keterlibatan AS dalam pemberangusan ormas-ormas ini?
Menurut saya, AS tidak menginginkan mayoritas umat Islam di Indonesia hidup dengan cara-cara Islam, dan AS juga tidak mengingin ada kekuatan Islam. Selain itu juga AS melihat sistem yang berlaku di Indonesia saat ini menguntungkan negaranya, karena pemerintah Indonesia bisa dibujuk rayu, contohnya mengalokasikan sebagian APBN-nya untuk membayar utang kepada mereka, Indonesia selalu dijebak dalam lumpur kemiskinan.
Siapa lagi selain AS yang mencoba memberangus ormas Islam yang ada di Indonesia?
Hampir semua negara Barat, terutama Australia yang menjadi deputi AS di kawasan Asia Tenggara, itu berkepentingan untuk memusnahkan ormas-ormas Islam yang bersuara keras, karena bagi negara tersebut ormas itu sangat potensial melawan sistem yang mereka berlakukan, sebab sampai saat ini kelompok Islam dipandang mempunyai ideologi dan organisasi yang kuat.
Apa himbauan anda untuk umat Islam menghadapi masalah ini?
Sebaiknya umat Islam harus bersatu merapatkan barisan, bersatu mempersiapkan diri menghadapi ancaman-ancaman dari kelompok sekuler.
Dan untuk mereka yang senantiasa memerangi kelompok Islam itu?
Kepada mereka, sebaiknya berhenti menyebarkan fitnah dan bertaubat, itu akan lebih baik ketimbang memanfaatkan negara untuk hal-hal yang tidak jelas, lebih baik untuk mensejahterakan rakyat, supaya tidak ada lagi kemaksiatan.
http://yakinku.wordpress.com/2008/04/29/munarman-sh-soal-pembubaran-ormas-islam-saya-tahu-persis-siapa-yang-menyuarakan-ini/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar